Monday, 30 January 2017

FAQ HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN


Busuk bisa disebakan kurang unsur K, terlalu banyak unsur N, tanah masam dan kena jamur. Coba terapi tanah dengan Dolomit dan dikocor dengan KCl + Power Nutrition bisa ditambahkan Natural GLIO. Selain itu juga kebersihan dan kelembaban kebun dijaga.
Pemakaian GLIO yang paling ideal memang dicampur dengan pupuk Kandang matang atau kompos, 1 pak GLIO 100 gr + 25-30 kg PuKan tebarkan sebelum tanam atau masukkan ke lubang tanam 1 genggam (200 gr) tetapi GLIO bias juga dikocorkan bersamaan SUPERNASA atau disemprotkan 1 sendok makan GLIO ditambag 1 sendok gula pasir tiap 1-2 minggu sekali.
Pakai PESTONA + AERO atau BVR untuk pencegahan walang sangit, kepik, dll.
Belum, tapi untuk ijin yang BVR dan GLIO sudah keluar dari DEPTAN, sedang produk yang lain masih dalam proses perijinan.
Boleh aja, yang penting VITURA jangan dicampur dengan insektisida kimia dan aplikasinya sore hari.
Pangkal mula serangan penyakit awalnya dari tanah karena patogen atau penyebab penyakit hidupnya di tanah. Karena percikan air hujan, angin, alat pertanian yang tidak steril dan terbawa manusia dia bisa ke batang, daun bahkan sampai buah. Tetapi jika sejak awal sebelum tanam, tanah kita kelola dengan Natural GLIO dan penyemprotan rutin tiap minggu sekali kemunginan besar serangan jamur 50% bisa dikurangi.
Serangan jamurdan bakteri mempunyai tanda yang sangat mirip. Ada yang busuk kering dan busuk basah, sukar dibedakan dengan mata telanjang. Potong aja sebagaian batang terserang dan masukkan ke dalam gelas berisi air bening. Amati gelas bila potongan tersebut kerluar cairan keruh seperti awan berarti bakteri, apabila tetap jernih berarti jamur. Solusinya pakai Natural GLIO sejak awal tanam dan ulangi tiap minggu sekali.
PST jangan dicampur dengan VIREXI karena PST ada bahan racun dari berbagai ekstrak tumbuhan, yang memang sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pertumbuhan VIREXI, meskipun pengaruhnya tidak sehebat pestisida kimia.
Penyakit bule disebabkan oleh virus yang namanya gemini. Virus gemini ini perkembangan sangat cepat karena ditularkan oleh vektor atau perantara yaitu kutu kebul (Bemisia tabaci). Kita kendalikan vektornya dengan Metilat LEM dan PENTANA.
Busuk buah dan phytium disebabkan oleh jamur, sehingga pencegahan dilakukan sejak dini sebelum tanam dengan Natural GLIO + pupuk kandang matang dan penyemprotan tiap minggu sekali dengan 1 sendok GLIO + 1 sendok gula pasir per tangki.
Hama penyakit terus menerus berkembang dan sifatnya dinamis. Jadi monitoring sangat perlu terutama penggerek padi (sundep dan beluk). Sejak di pembibitan pakai BVR, kemudian setelah tanaman tiap minggu sekali pakai BVR dan PESTONA secara selang seling sebagai pencegahan dan bila serangan diatas 15-20% bisa disemprot pakai insektisida sistemik dicampur PESTONA.
Pupuk hanya merupakan salah satu faktor keberhasilan tanaman, selain itu ada benih, air, cahaya matahari, tanah dan hama penyakit. Buah padi yang jarang bisa disebabkan kurang unsur Kalium, unsur N berlebihan atau kena serangan hama penyakit seperti wereng, penggerek batang atau walang sangit serta penyakit kresek atau hawar daun. Kalau kena hama tersebut bisa pakai PESTONA, PENTANA atau BVR secara selang-seling tiap minggu sekali, dan penyakit bisa pakai Natural GLIO sebagai pencegahan.
Melihat dari gejalanya disebabkan oleh jamur, tapi jamur ini berkembang karena kelembaban tinggi karena curah hujan, genangan air, ataupun drainase yang buruk. Pemupukan Urea yang berlebih juga memacu perkembangan jamur, selain itu juga bisa karena kurang unsur Kalium dan hormon. Ibu bisa pakai Natural GLIO sejak awal sebagai tindakan pencegahan dan juga pemberian pupuk Kalium ditambah POWER Nutrition atau SUPERNASA untuk memperkuat daya tahan tanaman.
Bahan aktif Pentana dari berbagai ekstrak tumbuhan yang mengandung minyak atsiri.
Jangan karena BVR makhluk hidup, sedang di AERO ada perakatnya sehingga bisa mengganggu aktivitas gerak dari jamur BVR.
Sebaiknya JANGAN dicampur, karena GLIO adalah makhluk hidup dari jamur yang mana akan berpengaruh pada gerak jamur GLIO bila dicampur AERO atau PENTANA.
Cabai kriting disebabkan oleh virus mozaik Gemini (bule), yang ditularkan lewat perantara kutu kebul ( Bemisia tabaci ), thrips atau tungau. Kendalikan vector perantaranya dengan PENTANA dan Metilat LEM.
Pakai Natural GLIO yang berbahan aktif Gliocladium dan Trichoderma.

·     
Semprot PENTANA 1 tangki 3-5 ttp dalam 14 lt air, untuk jamur siram GLIO atau semprotkan 1 sendok makan GLIO + 1 sendok gula pasir pertangki
·     
Gejala pertama yang tampak adalah gerakan ulat menjadi lamban, kulitnya berubah menjadi hijau pucat atau keabu-abuan, permukaan kulitnya agak mengkilat dan sedikit membengkak. Ulat yang bergejala tersebut apabila disentuh malas untuk bergerak dan akhirnya akan mati. Kulit ulat akan menjadi rapuh dan mudah pecah dan akhirnya dari tubuh ulat akan keluar cairan kental berwarna putih kecoklat-coklatan “Polyhedral”, sehingga sering disebut NPV (Nuclear Polyhidrosis Virus).
·     
Keefektifan VITURA atau VIREXI tidak tampak seketika. Hal ini karena  di dalam tubuh ulat grayak berlangsung proses biologis yang membutuhkan waktu beberapa hari, mulai ulat terinfeksi VITURA atau VIREXI hingga mati. Selama selang waktu tersebut, kegiatan ulat memakan daun tetap berlangsung tetapi kemampuan makan ulat sudah turun.
·     
Boleh, untuk pencegahan walang sangit, pakai aja PST atau BVR.
·     
Bisa terlalu banyak N, kurang unsur K atau kena penggerek batang. Kalau baru terbentuk malai bisa dipupuk KCl + POWER, tapai kalau malai dah penuh ya dibiarkan saja sampai panen.
·     
BVR adalah mahkluk hidup dari jamur yang butuh proses dalam menyerang hama sasaran. Hal ini sangat dipengaruhi oleh radiasi sinar matahari, tingkat kekebalan hama, kelembaban dan cara aplikasi serta tangki yang digunakan. Secara normal BVR bisa berkecambah 2 jam setelah aplikasi dan mulai bereaksi 2-3 hari sudah mulai terlihat gejala serangan dan 7-10 hari hama sasaran udah mati karena ditumbuhi spora jamur BVR warna putih.

·     
Gejala tersebut disebabkan oleh bakteri dan untuk pencegahan pakai GLIO
·     
Aplikasi atau penggunaan Vitura atau Virexi dengan cara disemprotkan pada sore hari agar terlindung dari sinar ultra violet atau sinar matahari, pada waktu serangan ulat masih di bawah ambang ekonomi dengan dosis 30 gram/tangki dan ulat belum mencapai dewasa (fase atau instar IV).
·     
Di bawah kondisi lingkungan yang menguntungkan Vitura atau Virexi mampu menetap (persit) di lapangan sampai berumur 4 minggu setelah aplikasi dan masih mampu mengendalikan ulat grayak instar III dengan tingkat kematian + 80 %.
Apabila VITURA atau VIREXI kurang mampu menetap/bertahan , salah satu penyebabnya adalah sifatnya yang rentan terhadap penyinaran sinar matahari atau ultra violet.
Selain itu, perlu ditentukan saat aplikasi yang cocok.
·     
Herbisida tergantung jenis gulmanya, misal alang-alang atau daun lebar. Merk bisa pakai Roundup, Polaris, Basmilang, dll.

·     
Untuk rumput kami belum ada. Riset kami baru ke gulma yang pra tumbuh tapi untuk yang pasca tumbuh kami belum bisa dan sampai sekarang masih terus melakukan riset. Selain itu kami juga kesulitan bahan baku, kalau mbak weni punya bahan baku untuk gulma yang organik silahkan hubungi kami.. Untuk gulma bisa dilakukan secara manual dengan cara dibabat jika tidak terlalu luas, tapi kalau luas bisa pakai Herbisida.
Lombok yang kena cacar buah atau patek dan rontok disebabkan jamur, biasa disebut penyakit Antraknose. Penyakit ini bisa ditularkan lewat perantara lalat buah yang meletakkan telur ke buah cabai lewat ovipositornya. Pasang perangkap Metilat Lem untuk mendeteksi lalat buah dan semprot Natural GLIO tiap minggu sekali. Selain itu juga jaga kelembaban, drainase dan guludan ditinggikan.

Jangan, karena BVR makhluk hidup sedang PST meskipun alami tetap ada racun dari ekstrak tumbuhan yang mana akan ganggu gerak jamur BVR.
·     
Kalau ulat grayak yang menyerang sudah bagus pakai VITURA paling tidak tiap minggu sekali, tetapi kalau yang menyerang ulat jengkal atau ulat penggerek daun pakai aja PENTANA atau PESTONA tiap minggu sekali.

·     
Pada pembibitan sengon, biasanya terkena Penyakit Dumping-off atau rebah semai yang disebabkan oleh Phytium sp., Phytoptora sp. Dan Rhizoctonia sp., biasanya gejala lodoh akar atau batang. Sedang pada akar yang benjol-benjol disebabkan oleh jamur Ganoderma sp. atau Ustilina sp. Yang mana akar menjadi busuk. Untuk pencegahan dengan Natural GLIO yang berbahan aktif Gliocladium sp. dan Trichoderma sp.
·     
Penyemprotan hama paling bagus sore atau malam hari, misal sore hujan bisa dilakukan sepagi mungkin sebelum jam 7 pagi karena hama masih relatif bergerak dan belum sembunyi.

·     
Patek atau busuk buah yang disebabkan jamur Antraknose kalau dah kena sulit diatasi karena penyebaran jamur cepat sekali apalagi didukung curah hujanm drainase jelek. Ambil buah terserang dibuang dan musnahkan, kemudian semprot 1 sendok GLIO dan 1 sendok gula pasir tiap 5 hari sekali.

·     
Pasang Perangkap keper atau tritip dengan Metilat Lem dan semprot PENTANA tiap minggu sekali.

·     
Bisa pakai PESTONA dan PENTANA ditambah AERO 810, dosis sesuai anjuran yang ada di label produk.

·     
Fenomena alam, karena terjadi keseimbangan antara hama dan musuh alami. Ulat yang masih ada dan kemungkinan yang ada diserang oleh virus NPV sehingga terjadi pertumbuhan dari virus ke tubuh ulat dan ini akan menular terus ke ulat yang sehat. Dan ini terus dilakukan tiap 1-2 minggu sekali.
·     
VITURA memang luar biasa, dampaknya lebih ngeri dari pestisida kimia karena bisa jadi mumi to. Nah untuk gejala antraknose, bapak bisa pakai Natural GLIO dari NASA.

·     
Glio bisa disemprotkan dengan dosis 1 sendok makan GLIO dicampur 1 sendok gula pasir per tangki, semprot merata tiap minggu sekali.
·     
Boleh aja, karena NPK adalah pupuk.

·     
Melihat gejalanya disebabkan jamur, apalagi didukung cuaca yang mendukung apalagi berkabut sangat cocok sekali bagi perkembangan jamur upas atauUpasia salminicolor. Solusi : setelah hujan rintik-rintik atau ada kabut langsung semprot aja dengan air biasa dan jangan lupa penyemprotan GLIO tiap minggu sekali rutin.

·     
Melihat gejalanya disebabkan oleh penggerek batang padi, jika masih fase vegetatif (pertumbuhan) gejalanya disebut sundep, batang padi dicabut mudah dan jika sudah terbentuk malai disebut beluk, malai hampa. Gunakan Natural BVR sejak di pembibitan, kemudian semprot tiap minggu sekali setelah tanam dengan PESTONA dan BVR secara selang-seling.

·     
Tidak masalah, asal GLIo jangan dicampur dengan pestsida tersebut.
·     
Kelihatanya terkena serangan penyakit busuk daun bakteri atau hawar daun bakteri atau kemungkinan kena penyakit tungro yang ditularkan lewat hama wereng hijau. Bisa digunakan GLIO atau PESTONA atau BVR secara selang-seling tiap minggu sekali. Untuk GLIO dan BVR bisa dicampur jadi satu tapi PESTONA jangan dicampur.

·     
Dilihat gejalanya disebabkan oleh hama jenis kutu thrips dan tungau karena menghisap cairan tunas muda, bisa pakai PENTANA dan Metilat LEM.

·     
Semut sebenarnya bukan hama, biasanya semut bermutualisme dengan hama kutu-kutuan. Jadi pakai aja PENTANA atau PESTONA + AERO.
·     
Ulat kantong sangat sulit dikendalikan karena hamanya bersembunyi di dalam kantong, pakai aja PESTONA dan PENTANA
·     
Jamur yang paling banyak menyerang semangka adalah bercak atau karat daun. Lakukan penyemprotan rutin tiap minggu sekali dengan Natural GLIO sebagai tindakan pencegahan.

Glio yang nyumpet nosel itu salah satu bahan pembawa jamur GLIO yang berupa serbuk gergaji, jadi memang harus disaring. Biasanya di tangki semprot ada alat penyaringnya.
Untuk padi umur 70 hari biasanya hama yang menyerang seperti walang sangit, kepik dan burung. Jadi produk NASA yang digunakan adalah PESTONA dan Natural BVR untuk mencegah hama-hama tersebut.
·     

Ulat tanah pakai PESTONA atau PENTANA dikocorkan atau siramkan.


·     
Bisa dicampur dengan SUPERNASA + TSP + Urea bisa ditaburkan atau disiram atau dikocorkan untuk menghemat tenaga.
·     
Penyakit layu disebabkan oleh jamurFasarium oxysporium ( Penyakit Fusarium ) dan Penyakit Moko (Layu bakteri ) yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum. Cara Pengendalian :  PEMILIHAN BIBIT YANG SEHAT, PEMUPUKAN DAN PEMBUMBUNAN RUMPUN SAAT AWAL MUSIM HUJAN, MELAKUKAN PINDAH TANAM, SANITASI LINGKUNGAN, DAN TIDAK MEMBUANG BATANG PISANG DI BAWAH TANAMAN/RUMPUN, ALAT PERTANIAN YANG BERSIH, PEMBRONGSONGAN BUAH PISANG, PENGGUNAAN AGENS HAYATI (Gliocladium sp. atau Trichoderma harsianum)
·     
Pengalaman mitra NASA untuk keong padi padi pakai PESTONA bisa menekan perkembangan hama tersebut, yaitu dengan cara disemprotkan dengan kondisi air macak-macak. Selain itu juga bisa dibuat alat dengan belahan bambu dipasang dilahan, biasanya keong lebih suka bertelur di bambu kemudian tinggal ambil telur keong dan musnahkan.

·     
Sampai saat ini kami belum menemukan formula untuk tikus, tapi dulu pernah pakai Natural Aromatik Pengusir tikus tapi karena masalah teknis dan daya adaptasi tikus yang luar biasa karena sifatnya hanya mengusir. Saran kami untuk tikus serahkan ke musuh alaminya seperti ular, kucing dan burung hantu.
·     
Dicuci 2-3 x sampai bersih pakai sabun, tapi memang lebih baik kalau tangki herbisida disendirikan.
·     
Fungisida = racun untuk jamur, Insektisida = racun hama terutama serangga, herbisida = racun rumput, Bakterisida = racun untuk bakteri.
·     
Jangan, karena AERO ada perekatnya yang bisa mengganggu gerak kerja dari natural BVR.
·     
Gayas itu sejenis uret to bos, siram aja pakai PESTONA + AERO, dosis lihat label produk.

·     
Melihat gejalanya jeruk bapak kena serangan kutu putih yang menghisap cairan daun dan kotoran dari kutu yang menimbulkan bercak hitam yang disebut penyakit embun jelaga. Untuk mengatasinya bisa dilakukan pemangkasan daun-daun terserang, semprot PESTONA atau PENTANA atau BVR tiap minggu sekali. Lebih bagus PESTONA atau PENTANA ditambah dengan AERO 810, tetapi untuk BVR jangan dicampur AERO 810.
·     
Untuk kutu-kutuan produk NASA yang lebih khusus adalah PENTANA dan bisa dipasang perangkap Metilat LEM.
·     
Serangan karat puru pada sengon ditandai dengan terjadinya pembengkakan (galls) pada ranting/cabang, pucuk-pucuk ranting, tangkai daun dan helaian daun. Gall ini merupakan tubuh buah dari jamur.
Penyakit karat puru dapat menjadi persoalan yang serius dalam pengelolaan tanaman sengon. Penyebaran penyakit ini sangat cepat. Penyakit ini menyerang sengon mulai dari persemaian sampai lapangan dan pada semua tingkat umur. Kerusakan serius bila serangan terjadi pada tanaman muda (umur 1- 2 tahun), karena titik-titik serangan (gall) bisa terjadi di batang utama sehingga batang utama rusak/cacat, tidak dapat menghasilkan pohon berkualitas batang yang tinggi). Penyebab penyakit karat puru yang menyerang tegakan sengon adalah jamur Uromycladium tepperianum, menyebabkan pembengkakan (gall) yang menyolok pada dedaunan dan ranting pohon.Pencegahan dan Pengendalian :
·      persemaian, maka semai yang menunjukkan gejala serangan harus segera dicabut dan dimusnahkan (dibakar).
·      perlu pengawasan yang ketat tentang transportasi benih, bibit, dan kayu tebangan dari daerah yang diketahui telah terserang ke daerah yang belum terserang
·      Pemeliharaan tanaman yang sudah ada (pemupukan dan penjarangan).
·      Upayakan menghilangkan gall dan bagian tanaman yang terserang sedini mungkin, sebelum gall membesar dan berwarna coklat. Langkah selanjutnya adalah mematikan sel-sel penyakit karat puru di bagian yang terserang agar tidak tumbuh gall lagi, dengan spiritus, kapur, garam, dan belerang serta semprot Natural GLIO
·      Menghindari penanaman sengon untuk sementara, terutama di dataran tinggi yang berkabut
Lakukan rotasi tanaman dan pemuliaan tanaman sengon.
·     
Putih-putih di pucuk kemungkinan besar disebabkan hama kutu putih (Aleurodestrus sp.) yang akan menghisap daun-daun muda pada pembibitan sehingga daun jadi rontok. Pakai PENTANA yang khusus untuk jenis kutu.

·     
Biasanya ulat yang menyerang daun pisang adalah penggulung daun pisang (Erionatrax sp.) dan ini sulit dikendalikan karena ulatnya di dalam daun, sehingga butuh pestisida yang sistemik. Produk NASA yang bisa dipakai PESTONA dan PENTANA, lebih bagus dicampur AERO 810.
·     
Boleh.
·     
Berem termasuk jenis kutu-kutuan sehingga bisa dipakai PENTANA dan METILAT LEM.

·     
Perbanyakan GLIO yang ideal adalah dengan pupuk kandang matang atau kompos atau serbuk gergaji serta jika disemprotkan bisa dicampur gula pasir sebagai media tumbuhnya.

·     
Batang pepaya busuk disebakan oleh jamur Fusarium. Dimana kalau sudah kena sulit dikendalikan. Potong dan musnahkan batang busuk, atur drainase, kelembababan kebun dijaga dan sebarkan Natural GLIO yang telah dicampur pukan matang atau kompos di sekitar pohon tiap 2-4 minggu sekali.

·     
Orong-orong bisa disemprot dengan PESTONA atau PENTANA dengan dosis sesuai di label produk.
·     
Melihat gejalanya disebabkan oleh hama kutu-kutuan yang menghisap cairan daun, penyebarannya cukup cepat akibat perubahan cuaca yang mendukung dan angin. Karena penyebaran hama ini bersifat partenogenesis (lewat angin). Pakai aja yang khusus untuk kutu-kutuan yaitu PENTANA dan pasang perangkap METILAT LEM.

·     
Bisa aja diselang seling dengan PESTONA tiap minggu sekali.
·     
Kalau itu kena serangan jamur pakai GLIO, semprot 1 sendok GLIO + 1 sendok gula pasir per tangki, tetapi kalau BVR itu jenis hama, misal wereng, walang sangit, penggerek batang dan kutu-kutuan.
Hama ini disebakan oleh pengorok daun ( Liriomyza chinensis ) yang biasa orang sebut dengan gerandong. Awal serangan terlihat pada saat tanaman berumur masih muda antara 2 - 3 minggu setelah tanam (MST). Perkembangan populasi L. Chinensissangat cepat sehingga kerusakan yang ditimbulkan terlihat hanya dalam waktu 3 hari saja. Mula -mula imago menusukan ovipositornya pada daun bawang, gejala terlihat seperti ada totol - totol putih kecil. Kemudian larva yang sudah menetas langsung mengorok bagian jaringan mesofil daun. Arah korokan biasanya dari atas daun sampai umbi bawang. Keruskan yang terlihat pada bawang menyebabkan umbi membusuk dan daun menjadi layu kering berwarna putih kecoklatan seperti terbakar. Pada serangan yang berat seluruh areal pertanaman bawang akan busuk kering dan bawang merah gagal panen (puso).
Pengendalian : effisiensi pupuk berimbang makro dan mikro,  penggunaan perangkap kuning umur 3 minggu setelah tanam dengan METILAT LEM, penyapuan dengan kain transparan yang diberi larutan kanji + AERO 810, penyemprotan rutin 3-5 hari dengan PESTONA dan PENTANA.
·     
Sangat bisa dan sangat dianjurkan karena dapat mencegah serangan jamur dari tanah, maupun serangan jamur dari atas, dengan cara mencampurkan Glio dengan pupuk kandang atau mengocorkan ke polibag.

·     
Glio bisa dicampurkan dengan pupuk kandang (sebagai media tumbuh) dan diperam selama 1-10 hari. Jika tidak bisa dikocorkan dengan supernasa.
·     
Cabe terkena serangan trips atau apids. Untuk itu perlu dilakukan penyemprotan dengan pentana, 3 hari sekali, dan untuk pencegahan serangan jenis hama yang lain bisa gunakan pestona.
·     
Penyakit ini disebabkan oleh serangan jamur. Gunakan Glio untuk antisipasinya.

·     
Kakao terserang penyakit busuk buah (Phytopthora palmivora), untuk pengendaliannya perlu melaksanakan konsep PsPSP (Panen sering, Pemangkasan, Sanitasi, dan Pemupukan ) serta aplikasikan GLIO untuk pencegahan dengan cara mengocorkan pada piringan/ bagian bawah tajuk.

·     
Padi bpk kena jamur. Sebaiknya dengan mengatur jarak tanam lbh lebar, dan antisipasi dengan pengocoran glio. Jika sudah terjadi serangan berat silahkan pakai fungisida kimia.

·     
Kocorkan Glio dengan dosis lebih tinggi dengan ulangan lebih sering. 2 sdm per 10 liter, kocor 2 gelas melingkar di tanaman cabe/terong/tomat 1-2 minggu sekali.

·     
Pisang tersebut bisa karena terkena serangan 1) Penyakit Darah pd Pisang, atau 2) Virus. Keduanya belum ada obatnya, dan tidak mendadak gejalanya, saat ini banyak daerah terkena penyakit ini. Kadang terbawa dari bibit atau air, bukan karena SUPERNASAnya. Antisipasidengan dolomit agar pH netral, dan Glio. Untuk pengobatan belum ada, sebaiknya dimusnahkan saja yang sdh kena.

Bisa meskipun lebih efektif jika dicampur dg pukan, atau dikocorkan ke tanah
Pencegahan bisa menggunakan BVR 1-2 sdm/tangki yang disemprotkan dibatang atau seluruh tanaman yang tumbuh di lahan sengon bapak, dan untuk tanaman yang telah kena bisa disemprot klangsung ke bagian lobang atau tempat ulat tersebut dengan PESTONA dengan takaran 7-8 tutup per tangki per minggu
·     
BVR dan Glio bisa untuk mengendalikan PBK pada coklat, namun harus melakukan 4 langkah PsPSP (Panen sering, Pemangkasan, Sanitasi , Pemupukan dan pengendalian hama dengan BVR, untuk Glio bisa dikocorkan di piringan.
·     
3 hr ? 1 minggu sekali, Jika melihat cara kerja dan hidupnya Glio hanya bisa di dalam tanah, dan akan mati jika terkena ultraviolet, sehingga tidak tepat jika disemprot ke daun karet bapak.

Kriting cabai merah bisa karena cuaca ekstrim dan juga karena kutu-kutuan yang menghisap cairan daun-daun pada pucuk (yang berpotensi membawa virus). Semprotkan PENTANA 4-5 tutup/tangki , 2x seminggu , + sepertiga tutup aero / tangki.
Produk kimia belum tentu tepat dan bisa mengatasi hama jika produk yang dipilih bukan spesifik untuk hama. Produk NASA yang bisa untuk mengatasi permasalahan cabe yang bapak utarakan adalah PENTANA dengan dosis 6-7 tutup per tangki dengan ulangan 3 hari sekali hingga kutu tersebut hilang. Sesekali bisa bapak semprot dengan PESTONA 7-8 tutup agar menghilangkan bekas dari kutu2 tersebut.

·     
Patek dan daun bercak karena kondisi iklim yang mendukung perkembangan jamur. Untuk antisipasinya dengan Glio di tanah dan kocor bersama 1 sdm dolomit /pokok, kurangi bahan kimia.