I. Latar Belakang Praktikum
II. Tujuan Praktikum
III. Tinjauan Pustaka
IV. Metode Pelaksanaan
» Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Kamis/ 22 September 2016
Pukul : 14:20 – 16:00 WIB
Tempat : Laboratorium Bioteknologi I Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur Surabaya
» Alat dan Bahan
Alat : Polybag, Cetok, Kertas Pembungkus, Alat Tulis, Kamera
Bahan : Biji Tanaman Mentimun & Melon, Tanah
» Cara Kerja
a. Memasukkan tanah ke dalam polybag hingga terisi ¾ bagian dengan menggunakan cetok.
b. Menanam biji tanaman mentimun dan biji tanaman melon dalam polybag yang berbeda.
c. Melakukan perawatan terhadap tanaman mentimun dan tanaman melon.
d. Saat bunga dari salah satu tanaman mulai muncul namun dari tanaman lain belum, menutupi bunga yang telah muncul dengan menggunakan kertas pembungkus agar tidak terjadi penyerbukan sendiri.
e. Apabila bunga jantan tanaman mentimun dan bunga betina tanaman melon telah muncul, mencabut bunga jantan kemudian membuang semua mahkota bunganya agar mempermudah penyerbukan.
f. Menggeserkan bunga jantan ke bunga betina agar benang sari pada bunga jantan menempel pada bunga betina.
g. Mendokumentasikan semua kegiatan dengan menggunakan kamera dan mencatat hasil praktikum yang telah dilakukan.
V. Hasil dan Pembahasan Praktikum
» Hasil pengamatan
Bunga jantan tanaman mentimun yang siap untuk menyerbuki
Bunga betina tanaman melon yang siap untuk diserbuki
Pencabutan bunga jantan tanaman melon
Proses hibridisasi antara bunga jantan mentimun dan bunga betina melon
Hasil hibridisasi tanaman mentimun dan tanaman melon
Hasil hibridisasi tanaman mentimun dan tanaman melon
» Pembahasan praktikum
V. Kesimpulan
a. Hibridisasi adalah suatu penyerbukan silang diantara tetua yang berbeda susunan genetiknya.
b. Hibridisasi tanaman melon dan mentimun adalah hibridisasi interspesifik yaitu persilangan beda spesies namun dalam satu genus.
c. Persilangan antara tanaman melon dan tanaman mentimun menghasilkan tanaman baru yang diberi nama “Timun Apel / Apel Aceh”.
d. Tujuan dari hibridisasi adalah mendapatkan kombinasi genetik dari tetua yang memiliki genotip berbeda.
Hibridisasi merupakan perkawinan antara berbagai varietas atau spesies. Tujuan hibridisasi adalah untuk memperoleh genotipe baru yang diinginkan. Hasil dari hibridisasi akan terjadi segregasi pada keturunan pertama (F1) apabila keturunannya bergenotipe heterozigot dan pada keturunan kedua (F2) apabila tetuanya bergenotipe homozigot.
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam hibridisasi adalah pemilihan tetua yang didasarkan pada tujuan dan program pemuliaan tanaman, misalnya peningkatan produksi (sifat kuantitatif) atau peningkatan kandungan protein, lemak dan sebagainya (sifat kualitatif). Hasil hibridisasi dapat menciptakan populasi keturunan yang bersegregasi, berarti ada perbedaan genetika antara individu pada populasi sehingga sangat bermanfaat untuk program seleksi dan perbaikan sifat. Hasil hibridisasi juga dapat menghasilkan keturunan pertama (F1) yang mempunyai sifat unggul atau yang sering disebut varietas hibrida. Keunggulannya disebabkan adanya efek heterosis, namun hal ini ada beberapa persyaratan dalam pelaksanaan antara lain : kedua tetuanya harus bergenotipe homozigot, terjadi akumulasi gen dominan pada keturunannya.
Tujuan utama melakukan persilangan adalah menggabungkan semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru, memperluas keragaman genetik, memanfaatkan vigor hibrida atau menguji potensi tetua (uji turunan). Dari keempat tujuan utama ini dapat disimpulkan bahwa hibridisasi memiliki peranan penting dalam pemuliaan tanaman, terutama dalam hal memperluas keragaman.
Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan tanaman khususnya ada yang dinamakan dengan kastrasi dan hibridisasi tanaman, kastrasi dan hibridisasi adalah teknik yang digunakan pada pemulia (orang yang berusaha untuk memperbanyak tanaman dalam lingkup pemuliaan tanaman) untuk meningkatkan produktifitas dari tanaman yang dimuliakan, kastrasi ini proses unuk membersihkan bagian tanaman yang ada disekitar bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai. Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetik yang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya.
II. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan perkawinan silang atau hibridisasi antara tanaman mentimun dengan tanaman melon dan mengetahui hasil dari hibridisasi tersebut.
III. Tinjauan Pustaka
Hibridisasi dalam pengertian sederhana ialah menyerbuki bunga-bunga yang diberi dengan tepung sari dari jenis tanaman yang dikehendaki sebagai bapak. Secara konvensional hibridisasi bisa juga disebut perkawinan silang antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lain dalam satu spesies untuk mendapatkan genotype (sifat-sifat dalam) yang unggul, dan biasa disebut breeding. Dengan breeding (hibridisasi) diharapkan bisa terbentuk suatu jenis tanaman yang mempunyai kromosom yang polyploidy, yakni susunan kromoson yang bersifat ganda dan lebih banyak dari susunan kromosom asalnya. Hal ini dapat menciptakan suatu jenis atau spesies baru yang dapat meningkatkan produksi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, umur pendek, dan sebagainya. (Warisno, 1998)
Tanaman menyerbuk sendiri dapat dimuliakan antara lain melalui hibridisasi. Hibridisasi atau persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki keturunannya. Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya keragaman genetik yang tinggi pada keturunannya. Dari keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman akan memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan. (Sunarto, 1997)
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Sedangkan pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. Kriteria klasifikasi yang dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat dikawinkan. Didalam group penyerbukan silang jumlah persilangan dari luar adalah sangat penting karena ia memepengaruhi dalam kontaminasi stok pemuliaan. Ada perbedaan yang besar antara jumlah persilangan dengan luar didalam species dari suatu kelompok. Jumlah persilangan dari varietas yang diberikan juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang berubah. (Allard, 1998)
Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu minggu setelah dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan. (Subekti, 2008)
IV. Metode Pelaksanaan
» Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Kamis/ 22 September 2016
Pukul : 14:20 – 16:00 WIB
Tempat : Laboratorium Bioteknologi I Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur Surabaya
» Alat dan Bahan
Alat : Polybag, Cetok, Kertas Pembungkus, Alat Tulis, Kamera
Bahan : Biji Tanaman Mentimun & Melon, Tanah
» Cara Kerja
a. Memasukkan tanah ke dalam polybag hingga terisi ¾ bagian dengan menggunakan cetok.
b. Menanam biji tanaman mentimun dan biji tanaman melon dalam polybag yang berbeda.
c. Melakukan perawatan terhadap tanaman mentimun dan tanaman melon.
d. Saat bunga dari salah satu tanaman mulai muncul namun dari tanaman lain belum, menutupi bunga yang telah muncul dengan menggunakan kertas pembungkus agar tidak terjadi penyerbukan sendiri.
e. Apabila bunga jantan tanaman mentimun dan bunga betina tanaman melon telah muncul, mencabut bunga jantan kemudian membuang semua mahkota bunganya agar mempermudah penyerbukan.
f. Menggeserkan bunga jantan ke bunga betina agar benang sari pada bunga jantan menempel pada bunga betina.
g. Mendokumentasikan semua kegiatan dengan menggunakan kamera dan mencatat hasil praktikum yang telah dilakukan.
V. Hasil dan Pembahasan Praktikum
» Hasil pengamatan
Bunga jantan tanaman mentimun yang siap untuk menyerbuki
Bunga betina tanaman melon yang siap untuk diserbuki
Pencabutan bunga jantan tanaman melon
Proses hibridisasi antara bunga jantan mentimun dan bunga betina melon
Hasil hibridisasi tanaman mentimun dan tanaman melon
Hasil hibridisasi tanaman mentimun dan tanaman melon
» Pembahasan praktikum
Pada praktikum kali ini, dilakukan hibridisasi atau persilangan pada tanaman melon dan tanaman mentimun. Tanaman melon dan tanaman mentimun adalah tanaman yang menyerbuk silang atau allogami. Menurut literature Bhandari (1979) menyatakan bahwa tanaman allogami bunga betina dan bunga jantannya terpisah sehingga tidak perlu dilakukan kastrasi dan emaskulasi. Kastrasi adalah mengebiri bunga dan emaskulasi adalah kegiatan membuang semua benang sari yang muda atau belum masak dari sebuah kuncup bunga dari tanaman induk betina (Daryanto, 1982). Selain itu, hibridisasi antara tanaman melon dan tanaman mentimun merupakan hibridisasi interspesifik. Hibridisasi interspesifik adalah persilangan antara tanaman dari dua spesies yang berbeda namun dalam satu genus yang sama. (Sunarto, 1997)
Sayangnya, sebelum melakukan perkawinan silang pada praktikum kali kami mengalami kegagalan dikarenakan tanaman timun dan melon yang kami tanam sebelumnya telah mati. Oleh karena itu, kami diberikan tugas pengganti yaitu mengamati cara penyerbukan dari perkawinan silang antara tanaman mentimun dengan tanaman melon di internet.
Dari hasil video yang kami amati di internet, perkawinan silang antara tanaman mentimun dan tanaman melon menghasilkan tanaman baru yang diberi nama dengan “Timun Apel / Apel Aceh” (Anonim, 2013). Tanaman timun apel ini pertama kali ditemukan oleh salah satu petani asal kabupaten Pidie, Aceh tanpa sengaja. Diberi nama timun apel karena buah timun apel ini mirip dengan buah apel. Dari hasil persilangan ini, didapatkan perpaduan dari kedua tetuanya. Saat dibelah, buah timun apel berbentuk seperti buah melon namun memiliki biji yang mirip seperti biji mentimun serta daging buah yang tebal. Hal ini sesuai dengan lieratur Nasir (2001) yang menyatakan bahwa tujuan dari hibridisasi adalah mendapatkan kombinasi genetik yang diperoleh dari persilangan dua atau lebih tetua dengan genotype yang berbeda sehingga dapat diperoleh organisme baru dengan sifat-sifat yang diharapkan dan dapat bervariasi jenisnya.
V. Kesimpulan
a. Hibridisasi adalah suatu penyerbukan silang diantara tetua yang berbeda susunan genetiknya.
b. Hibridisasi tanaman melon dan mentimun adalah hibridisasi interspesifik yaitu persilangan beda spesies namun dalam satu genus.
c. Persilangan antara tanaman melon dan tanaman mentimun menghasilkan tanaman baru yang diberi nama “Timun Apel / Apel Aceh”.
d. Tujuan dari hibridisasi adalah mendapatkan kombinasi genetik dari tetua yang memiliki genotip berbeda.
No comments:
Post a Comment