Monday, 16 April 2018

Cara Meracik Nutrisi AB Mix



Nutrisi Hidroponik yang lebih di kenal dengan dengan Nutrisi AB Mix merupakan salah satu komponen utama dalam budidaya hidroponik. Disini kami mau share mengenai pembuatan Nutrisi AB Mix dengan menggunakan Software yang sudah cukup populer di antara para penghobi Hidroponik yaitu Hydrobuddy V1.62 yang bisa di download bebas DI SINI

Langkah langkah meracik nutrisi AB Mix menggunakan software Hydrobuddy V1.62 

Silahkan download Hydrobuddy V1.62 kemudian instal ya. Lalu buka Hydrobuddy-nya 

Ketika  klik Tab "Main Page" maka akan muncul tampilan seperti ini


Yang harus dilakukan pertama kali adalah kita harus memilih bahan baku mentahnya terlebih dahulu, setidaknya yang tersedia di pasaran. Silahkan Klik "Substance Selection"


Jika bahan butrisi yang akan kita pakai belum ada di dalam database, yang harus kita lakukan adalah input data bahan nutrisi dengan cara :
  • Klik Tombol "Substance Selection"
  • Kemudian Klik lagi tombol "Add Custom"
  • Tambahkan data bahan yang akan di gunakan berdasarkan data yang terdapat pada kemasan bahan nutrisi, termasuk harga bahan per kg.
Sebagai contoh, kita coba masukkan data bahan dari Meroke Calnit sebagai berikut:


Spesifikasi Meroke CALNIT®

Total Nitrogen (N) 15,5 %
Nitrat-N 14,4 %
Amonium-N 1,1 %
Total Kalsium Oksida (CaO) 26,0 %
Kalsium (Ca) 18,3 %
Berat Jenis 1,1 Kg/l
Granulometry (2-4mm) 90%
Warna Putih

Sumber :
Kita bisa "Add" atau "Delete" sesuka kita. Asal unsur-unsur yang kita butuhkan lengkap.
Balik lagi ke Tab "Main Menu" lagi karena kita akan mulai menggunakan Interface tersebut.

Perhatikan yang  dlingkarin merah, pastikan yang tercentang adalah sebagai berikut :

Kita akan membuat Nutrisi AB Mix kemasan 1.000 Liter sebagai contoh.

Perhatikan kolom "Target Conc. (ppm)" ini merupakan parameter angka yang bisa kita rubah-rubah angkanya hingga pada kolom "Result (ppm)" menampilkan angka yang kita kehendaki.

Mengoperasikan Hydrobuddy cukup mudah, karena Software ini otomatis melakukan perhitungan secara kimia ketika kita berikan input angka.

Yang harus dipahami adalah "GUIDANCE" atau "RULE" seputar unsur-unsur yang akan kita masukkan. Semua hasil akhir dalam interface ini dalam satuan Part Per Milion (PPM). Ada batasan Range untuk setiap unsur yang ada. Jika kita masukkan di bawah ambang batas bawah dari Range tersebut maka resikonya adalah Defisiensi Nutrisi. Sebaliknya jika kita pakai di atas ambang batas paling atas dari Range tersebut, maka akan menjadi racun bagi tanaman. Adapun Range tersebut adalah sebagai berikut :


Selain itu, khusus untuk unsur N berlaku peraturan yaitu, total N adalah hasil penjumlahan dari total Amonium (NH4+) ditambah Nitrat (NO3-) dengan perbandingan tertentu. Perbandingan ini adalah hasil riset dan pengalaman para praktisi karena baik Amonium maupun Nitrat memiliki fungsi yang berbeda. Adapun Guidance perbandingan tersebut adalah sebagai berikut :


Amonium selalu lebih kecil karena akan membuat sel-sel raksasa sehingga tanaman akan tumbuh cepat dan ukurannya besar. Tetapi daun yang terbentuk berukuran lebar menyebabkan penguapan besar, sehingga daya serap air dan hara meningkat, hanya saja daun yang berukuran besar akan peka terhadap penguapan dan sayuran mudah layu. Pemberian Nitrat dalam jumlah yang lebih besar untuk menciptakan sel yang kompak, sehingga tanaman berdiri tegap, daya tahan tinggi terhadap serangan penyakit, banyak Nitrat juga akan menimbulkan citra rasa yang baik.

Selain itu, yang harus diperhatikan juga adalah Guidance masalah rasio antara unsur-unsur makro esensial yang utama, yaitu Nitrogen (N), Phosphat (P), dan Kalium (K). Perbandingan yang baik akan menghasilkan Nutrisi yang "Balance". Nutrisi yang Balance sangat dibutuhkan untuk mempercepat dan memaksimalkan pertumbuhan tanaman tanpa tanaman tersebut mengalami efek samping seperti keracunan karena kelebihan, atau defisiensi nutrisi karena kekurangan. Berikut ini Range Rasio tersebut :



Range tersebut bisa divariasikan sesuai kebutuhan tanaman, ubahlah selalu melalui pengamatan, lalu temukan komposisi yang tepat sesuai kondisi kebun. Ini akan berbeda-beda untuk setiap tempat mengikuti kondisi seperti lama penyinaran matahari, kondisi air baku, dll.

Kami berikan contoh aplikasi untuk 2 tanaman yang berbeda :



Ok setelah kita tahu Basic Guidance tersebut akan diberikan Contoh komposisi untuk Nutrisi Sayuran 1.000 liter.
Masukan nilai PPM yang kita kehendaki kemudian klik "Carry Out Calculation". Contoh hasilnya :



Perhatikan kolom "Result (ppm)" yang dilingkari merah. Silahkan bandingkan dengan Guidance di awal, mulai dari Range batasan per unsur dan komposisi Amonium dibanding Nitrat. Total N adalah 250 ppm dengan perbandingan 1 Amonium berbanding 6 Nitrat.

Kemudian untuk mengetahui berapa gram masing-masing bahan harus kita timbang, silahkan klik Tab "Result" dan hasilnya adalah sebagai berikut :


Bisa dilihat yang dilingkari adalah timbangan masing-masing bahan dalam gram.

Pada kolom di bawahnya "Gross Error" harus selalu menunjukkan angka 0. Jika masih menunjukkan angka selain 0 maka berarti masih ada yang salah dalam perhitungan, silahkan utak-atik lagi angkanya. Karena Gross Eror salah satunya menunjukkan konflik antar Unsur, makin tinggi angkanya makin signifikan konfliknya.

Selain itu, berapa EC yang dihasilkan dari racikan kita tadi sudah bisa dilihat pada kotak"Predicted EC Value".

Kita bisa lihat Rasio NPK dari Nutrisi yang kita buat dengan klik pada "Nutrient Ratio Analysis". Hasilnya sebagai berikut :



Yang dilingkari merah, itulah Rasio yang dihasilkan dari Nutrisi yang diracik tadi, masih memenuhi Range Rasio untuk Nutrisi Daun.

Lalu bagaimana dengan penempatannya? Mana yang harus ada di kantong A dan mana yang harus di kantong B?

Cukup sederhana prinsipnya, unsur Calcium (Ca) tidak boleh kena unsur Phosphat (P) dan unsur Belerang (S). Karena itu yang bisa masuk tiap kantong adalah :

Kantong A :

Kantong B :

Bahan bebas yang boleh ditaruh di Kantong A maupun Kantong B :


Selain menggunakan 7 (Tujuh) bahan seperti teresbut diatas, saat ini bisa juga menggunakan bisa juga menggunakan komposisi 3  (tiga) bahan antara lain dengan :

Kantong A :

Kantong B :


Disclaimer :

- Masih banyak yang belum dijelaskan di sini, kami cuma memaparkan Basic Guidance saja. Rule sudah dipaparkan silahkan improvisasi sesuai kebutuhan kebun sendiri.

- Timbangan yang diberikan di atas hanya contoh namun sudah teruji di kebun, bisa dicoba sendiri menggunakan formula yang berbeda dari itu, menyesuaikan kondisi air baku. Kalau di tempat saudara  ada tes hasil uji air baku, tinggal klik "Set Water Quality Parameter" lalu masukan nilainya.

- Diijinkan tulisan ini di share dimanapun, asalkan TIDAK DIKOMERSILKAN dan tetap mencantumkan sumber yaitu Thread di Kaskus ini sebagai penghormatan atas kekayaan intelektual.

Terima kasih, semoga bermanfaat
Salam hijau..

Wednesday, 11 April 2018

Jual Probiotik Nitrobacter Untuk Lele dan Udang

Mengenal TANGGUH Probiotik dan Decomposer



Mengenal TANGGUH Probiotik danDecomposer KOPASSUS kita
(Pasukan Khusus Teman Petani, Peternak, dan Pembudidaya ikan)
Oleh: Fahmi Rosyadi, SP.
(Direktur Supply produk TANGGUH, peneliti, dan konsultan PT. Natural Nusantara)

Semakin Majunya Bioteknologi di dunia akhir-akhir ini banyak sisi positif yang bisa dimanfaatkan untuk membntu kehidupan manusia dan lingkungannya. Sebagian komponen pemanfaatan biotek adalah dengan menggunakan microorganisme (jasad renik) dalam membantu segala proses di sekitar kehidupan manusia maupun lingkungan. Seiring dengan kemajuaan itu, Research n Development (R & D) PT. Nasa menghadirkan produk hasil pengembangan bioteknologi yang berbasis microorganisme/mikrobia, yaitu TANGGUH yang disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan Indonesia di sektor Agrokomplek.

Mengacu pemanfaatannya dan kebut uhannya tersebut maka PT. NATURAL NUSANTARA menghadirkan Produk ini dengan merk TANGGUH decomposer (Decomposer) dan TANGGUH probiotik (Probiotik)
Rp 70,000

TANGGUH Decomposer
Sesuai dengan namanya maka fungsi utama microbia yang terkandung di TANGGUH dekomposer adalah jenis-jenis microba yang membantu proses penguraiaan bahan-bahan organik (khususnya organ yang sudah mati) maupun bahan-bahan anorganik. Bahan Organik yang diurai adalah bahan organik yang masih tersusun dalam ikatan kompleks (rantai carbon panjang) menjadi bahan organik yang lebih sederhana (rantai carbon pendek). Dengan ikatan yang lebih sederhana maka penguraian tersebut akan lebih mudah diproses dalam sistem metabolisme makluk hidup, khususnya tanaman. Senyawa sederhana tersebut selanjutnya dalam proses decomposisi atau penguraian lebih lanjut akan dihasilkan unsusr-unsur atau ion-ion. Unsur-unsur ion inilah yang selanjutnya akan diserap oleh akar menjadi hara/nutrisi/makanan tanaman. Proses ini dalam mekanisme konsep PIKAT NASA (Pengelolaan Intensif Kesuburan Alami Terpadu NASA) masuk sebagai faktor yang tidak langsung dalam menyuplai nutrisi tanaman.

Selain menyuplai nutrisi tidak langsung di atas, dalam mekanisme penggemburan tanah, peran mikroba di dalam TANGGUH decomposser sifatnya adalah langsung , karena disini mikroba akan bersinergi dengan faktor-faktor PIKAT yang lain seperti  enzim dan asam-sasam organik, dalam menghancurkan senyawa-senyawa organik kompleks di tanah menjadi lebih  sederhana yang mendukung penggemburan tanah. Berikut Bakteri di dalam TANGGUH
a. Mikroba Pelarut Phosphat dan Kalium
Sistem kerjanya adalah melarutkan atau memecah Phospat menjadi unsure phosphor yang bersifat ionic sehingga mudah diserap oleh akar. Pelarutan tersebut bisa berlangsung dalam proses acidifikasi (sekresi asam-asam organic oleh bakteri), Chelasi (pengikatan), dan pertukaran kation (kation Exchange) (Gerke, 1992). Pospat di dalam tanah-tanah tertentu akan sulit tersedia ke tanaman karena terikat oleh Besi, Aluminium, dan kalsium karbonat (sample et al, 1980). Sehingga penerapan TANGGUH decomposer ini akan membantu proses pelepasan pospat dari mineral-mineral dan senyawa tersebut sehingga phosphate akan diserap oleh akar phosphate adalah factor terbesar yang menyebabkan tanah-tanah mengalami pengerasan. Dengan introduksi mikroba pelarut phospat baik dari kategori bakteri maupun jamur(fungi), maka senyawa phospat yang banyak diberikan ke tanah dalam bentuk pupuk TSP/SP-36 yang sangat keras akan lebih cepat diuraikan atau dilarutkan.
Mikrobia pelarut phospat yang sudah dianalisa dalam kandungan produk TANGGUH decomposer adalah jenis Basillus sp, Aspergillus sp, Tricoderma, pseudomonas dsb. Namun demikian jika diindektifikasi lebih lanjut akan didapatkan lebih banyak lagi jenis bakteri pelarut phospat di TANGGUH decomposer ini.

Selain Bakteri pelarut phospat, di dalam TANGGUH decomposer juga trekandung bakteri pelarut kalium. Bakteri pelarut kalium dapat melarutkan tepung mineral kalium seperti, “illite” dan “Orthoclases”, dengan melalui produksi dan eksresi asam organic (Friedrich et al. 1991, Ulman et al. 1996). Hal ini mendukung konsep PIKAT (Pengelolaan Intensif Kesuburan Alami Terpadu) Terpadu NASA) dimana adanya asam-asam Organik dan mikrooganisme mempunyai peran penting dalam menyediakan unsure-unsur Hara dan membantu proses penggemburan tanah. Dengan demikian adanya Bakteri pelarut Kalium di dalam TANGGUH decomposer ini, maka akan meningkatkan kelarutan di tanah-tanah sebai akibat sisa-sisa pemakaian pupuk KCI/KNO3 yang masih tinggi, dan dapat mempermudah akar untuk menyerap unsure-unsur Kalium yang dilarutkan dalam kondisi ionic. Jenis Bakterium dalam TANGGUH decomposer yang berperan untuk melarutkan kalium adalah jenis Bacillus sp.
b.Mikroba penambat N dan mikrobia penyusun Nitrat (Penyuplai kebutuhan N tanaman).
Beberapa bakteri yang terkandung di dalam TANGGUH decomposer mempunyai kemampuan dalam menambat atau mengikat Nitrogen dari udara. Penambatan atau pengikatan tersebut dilakukan secara bebeas oleh jenis Azotobacter sp. Yang sudah diidentifikasi keberadaannya di dalam TANGGUH decomposer.

Berbeda dengan jenis rizobium yang banya dikenal sebagai bakteri pengikat Nitrogen dimana keberadaannya harus bersimbiosis dengan akar tanaman, Bakteri Azotobakter ini tergolong bakteri non simbiotik yang keberadaanya  sangat bebas di sekitar rizosfer akar.

Namun demikian kemampuan di dalam mengikat Nitogen bebas sama baiknya dengan bakteri simbiotik, dan selanjutnya mengkonversi Nitrogen tersebut menjadi ammonia (NH3). Selain itu Nitrogen yang diikat juga bisa diubah (disintesa) menjadi sel protein.

Selanjutnya pada saat fase kematian melalui proses mineralisasi protein tersebut, terbentuklah Nitrogen yang tersedia sebagai Nutrisi tanaman.

Selain mikrobia penambat N, di dalam TANGGUH decomposer juga ada kandungan mikrobia yang mensintesa Nitrat. Nitrat inilah yang kemudian akan mensuplay Nitrogen (N) ke dalam tanaman. Nitrat ini dibentuk dari penguraian ammonia menjadi Nitrit yang dilakukan oleh Bakteri Nitrifikasi, dan selanjutnya Nitrit akan diubah menjadi Nitrat yang sifatnya sudah ionic sehingga mudah diserap oleh akar tanaman. Proses pengubahan Nitit menjadi Nitrat dibantu oleh Bakteri Nitratasi.

Proses oksidasi enzimatik perubahan ammonium menjadi nitrit dan selanjutnya menjadi nitrad digambarkan sebagai berikut:
2 NH4 (ammonia) + 3 O2 Oksidasi enzimatik 2 NO2 (Nitrit)  + 2 H2O + Energi ( Bakteri Notosomonas) 2 NO3 + O2 Oksidasi Enzimatik 2 NO3 (Nitrat) + Energi (Bakteri Nitrobacter) (Damanik, dkk,2010).
c. Mikroba Pembentuk Hormon tanaman (Fitohormon)        
Beberapa jenis Mikroba yang terkandung di dalam tangguh juga bisa berperan sebagai penghasil Fitohormonatau pengatur tumbuh tanaman (growth regulator). Hormone yang dihasilkan merupakan metabolit hasil proses metabolisme damlam sel mikrobia yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Mikrobia yang menghasilkan fitohormon ini umumnya bersifat endofit atau masuk ke jaringan tanaman. Contohnya adalah dari jenis pseudomonas sp.

Mikrobia di dalam tangguh juga bisa menghasilkan IAA (Indole Acetic Acid), hal ini diperkuat oleh hasil penelitian joetono et al, 1973, yang menyimpulkan bahwa jenis-jenis Bakteri bakteri penambat Niktrogen, pelarut phospat dan kalium juga mempunyai kemampuan dalam menghasilkan hormone Indole Acetic Acid (IAA) / AUKSIN.
Selain fungsi diatas, mikrobia dalam TANGGUH decomposer juga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia lain yang bersifat patogenik. Beberapa bakteri tersebut bisa menghasilkan senyawa antibiotic yang menghambat pertumbuhan mikrobia-mikrobia yang merugikan tanaman Contohnya  jenis Lactobacillus yang menghasilkan senyawa anti bacteria yang mematikan bakteri, jamur, maupun mikrobia lain yang bersifat patogenik. Selain itu juga jamur Trichoderma sp, yang kemampuannya menghasilkan senyawa Viridein bisa menghambat pertumbuhan jamur yang menyebabkan penyakit tanaman seperti rebah semai (phytiom), jamur akar putih (Righidopus olygosporus), dan jamur Ganodherma yang banyak menyerang tanaman sawit

TANGGUH Probiotik
Istilah probiotik berlaku bagi mikroorganisme yang memberikan kebaikan jika ditambah ke dalam lingkungan tertentu, Baik lingkungan yang berada didalam tubuh mahkluk hidup maupun lingkungan diluar mahkluk hidup seperti dilingkungan perairan (aquaculture).
Probiotik ini akan menciptakan kondisi yang kondusif dan nyaman bagi kehidupan di sekitarnya jika ditambahkan ke dalamnya . sehingga dengan demikian inang dan habitat yang ditumpangi akan semakin sehat dan kondusif bagi berlangsungnya kehidupan di dalamnya.

1.       TANGGUH probiotik untuk pencernakan Ternak dan Ikan
TANGGUH Probiotik mengandung beberapa jenis Mikrobia yang mempunyai peranan penting dalam ekosistem usus ternak dan ikan. Penambahan Mikrobia  baik (good microbia) dalam TANGGUH probiotik akan menjaga keseimbangan ekosistem dalam pencernakan atau usus ternak dan ikan, sekaligus akan mengeleminir pertumbuhan mikrobia maupun dalam pencernakan ternak dan ikan. TANGGUH probiotik ini akan membantu efektifitas VITERNA di dalam menyuplai mineral, vitamin, dan nutrisi di dalam sistem pencernakan ternak, ikan dan udang.
Mekanisme membuat kondisi tidak nyaman dan penghambatan pertumbuhan mikrobia jelek atau patogenik di dalam sistem pencernakan adalah
  1. Dihasilkannya metabolit dalam bentuk senyawa senyawa antimikrobia misalnya nisin, Lacktocidin, hidrogen perosida dan senyawa antimikrobia lain. 
  2.  Kompetisi dalam menyerap nutrisi esensial, karena sekresi senyawa antimikrobia diatas membuat mikrobia yang merugikan terhambat dan kalah dalam kompetisi ini. 
  3. Kemampuan beberapa jenis mikrobia dalam TANGGUH probiotik untuk, hal ini didukung dengan kemampuan beberapa mikrobia seperti Lactobacillus, streptococus, Lactococcus sp. Di dalam TANGGUH probiotik yang menghasilkan metabolit yang sifatnya masam, kondisi ini menyebabkan beberapa mikrobia patogen terhambat pertumbuhannya dan mati. 
  4. Penguasaan permukaan dinding usus untuk menempel mikrobia TANGGUH probiotik yang membuat mikrobia yang merigikan tidak mendapat media untuk hidup 

Sedangkan fungsi lain bagi ternak atau ikan adalah :
Dapat menciptakan kekebalan tubuh
  1.  Mengurangi kembung karena kemampuan menyerap gas dari mikrobia TANGGUH probiotik ini 
  2.   Meningkatkan penyerapan Lactosa akan diubah menjadi gulka sederhana yang mudah diserap. 
  3. Menurunkan kadar kolesterol dalam daging ikan dan ternak, hal ini karena kemampuan dari mikrobia dalam usus atau lambung hewan dalam melarutkan lemak dan mengubahnya menjadi energi. 
  4. Meningkatkan penyerapan Nutrisi, Vitamin, dan Antioksi dan dari makanan yang diberikan. 
  5.   Menekan pertumbuhan E.coli, salmonella sp dan bakteri2 patogen lain, sehingga tercipta keseimbangan dalam lambung dan usus ternak dan ikan.

Untuk mencapai manfaat itu, khusus pemakaian TANGGUH probiotik untuk ternak besar (RUMINANSIA) sangat efektif jika dicampurkan dengan pakan hijauan, jerami, dsb. Hal ini selain akan meningkatkan kualitas dari pakan Hijauan/jerami juga membantu usus dan lambung dalam mempercepat penyerapan nutrisi dari pakan tersebut. Selain itu diharapkan pada saat musim kering dimana di beberapa daerah susah untuk mendapatkan hijauan, akan membantu ketersediaan pakan ternak. Karena bisa disubstitusi dari jerami padi, cangkang buah kakao dsb. Pemakaian TANGGUH probiotik untuk fermentasi pakan ternak, hal ini karena dalam proses fermentasi tersebut senyawa-senyawa karbohidrat, Protein, Lemak dalam bentuk rantai panjang akan diubah menjadi senyawa rantai pendek seperti gula, amylum (pati), asam amino, dan asam-asam lemak yang aroma dan rasanya lebih disukai oleh ternak. Selain itu juga membantu proses penyerapan jika sudah masuk tubuh ternak.
2.  TANGGUH Probiotik untuk ekosistem kolam dan tambak
Keberadaan Mikrobia 2 TANGGUH probiotik di ekosistem perairan khususnya untuk budidaya udang atau ikan sangat-sangat diperlikan, karena akan membantu ikan dan udang untuk tidak mudah stress sehingga secara otomatis akan meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dan mengurangi tingkat kematian mendadak karena pengaruh lingkungan yang ekstrim. Pemakaian TANGGUH probiotik ini akan membantu meningkatkan efektofitas dari pupuk TON (Tambak Organik Nusantara), sehingga kondisi perairan menjadi seimbang dan nyaman untuk hidup ikan an udang
Sistem kerjanya adalah:
  1. Menguraikan senyawa-senyawa berbahaya di dasar kolam sebagai residu dari pakan yang tidak termakan, bangkai-bangkai ikan atau udang yang mati, pengendapan dari plangton yang mati, ganggang(klekap) dsb. Penguraian ini dapat bersifat aerob (bantuan kincir atau aerator) atau anaerob(tanpa oksigen/udara). Dari proses penguraian inilah kemudian dilepaskan CO2 yang kemudian ditangkap oleh phytoplangton untuk membantu proses potosintesa pada siang hari. Selain itu penguraian oleh mikrobia juga bisa menurunkan kadar amonia dan H2S (Hidrogen Sulfida) di dalam air yang sangat beracun terhadap udang atau ikan. Sehingga secara otomatis juga berpengaruh terhadap kestabilan ph air atau tanah dasar kolam. Kondisi ini menyebabkan ikan dan udang hidup dengan nyaman di dalam kolam/empang dan tidak mudah stress. 
  2.  Meningkatkan kemampuan ekosistem kolam untuk mengendapkan dan mengikat logam-logam berat di tambak atau kolam yang kebanyakan berasal dari residu pestisida, limbah pabrik. Dengan proses chelat dan pertukaran ion maka logam-logam berat akan dijerab dan diendapkan sehingga tidak akan masuk ke dalam tubuh ikan atau udang, sehingga sehat untuk dikonsumsi manusia. 
  3.   Membantu mempercepat pembentukan plankton yang menguntungkan baik zooplankton maupun Phytoplankton. Karena selain melepaskan CO2 dalam proses decomposisi, juga secara langsung membantu pemecahan mineral (mineralisasi) senyawa2 di dasar kolam. Selanjutnya mineral ini merupakan nutrisi untuk phytoplankton yang membentuk warna air menjadi hijau, hijau kecoklatan, kuning kehijauan, coklat, dan merah (warna yang menguntungkan kehidupan ikan dan udang. 
  4.  Beberapa bakteri Nitrat, phospat dan kalium dalam TANGGUH probiotik akan membantu ketersediaan ketiga unsur tersebut sehingga dalam sistem budidaya NASA sudah tidak diperlukan pupuk N (UREA), P (SP-36), dan K (KCL). 
  5. Mempertahankan kondisi  ekosistem air (AQUATIK) yang seimbang, sehingga parameter yang mendukung juga lebih setabil , seperti suhu / temperatur tidak mudah berubah-ubah baik kondisi hujan dan perubahan siang dan malam, PH lebih stabil di kisaran netral, oksigen terlarut (DO : Dissolve Oxygen) lebih terjaga ,kandungan gas beracun bisa tertekan (amonia, H2S) , dan siklus kematian plankton lebih panjang. 
  6.  Menekan berbagi macam penyakit dan patogen dalam air dan dasar kolam. Karena kemapuan mikrobia di dalam TANGGUH  Probiotik yang mampu mensekresikan senyawa-senyawa antimikrobia.

Yang perlu mendapat perhatian adalah, bahwa pemakain TANGGUH probiotik di air jangan sampai dicampur dengan pupuk kandang, Limbah-limbah pabrik dan sampah. Hal ini untuk menghinadari rekayasa lingkungan yang terlalu ekstrim di dalam kolam atau tambak, karena bahan-bahan di atas komposisinya belum bisa dipertanggung jawabkan.

TANGGUH probiotik sebelum dipakai langsung ke kolam bisa diaktivasi dengan bahan-bahan seperti Gula, dedak (bekatul), jus pisang, putih telur atau ragi (yeast). Pemberian bahan-bahan ini akan membantu aktivasi sel-sel dan spora yang dorman, dan menyiapkan makanan duluan sebelum dipekerjakan di kolam atau tambak. Tetapi jika dipakai langsung ke air sudah bisa memberikan pengaruh positif secara langsungjuga, karena begitu berinteraksi dengan nutrisi organik dasar kolam atau air akan bereaksi sama juga.

Catatan:
Daftar Pustaka tulisan tidak disebutkan, tetapi bisa dipertanggung jawabkan karena penulis meneliti langsung tentang manfaat bakteri-bakteri menguntungkan dalam menghasilkan senyawa-senyawa antimikrobia (khususnya bakteri asam laktat), dalam skripsi S1 di jurusan Mikrobiologi Fak. Pertanian UGM tahun 1996/1997

Monday, 9 April 2018

Sisyem Hidroponik Terbaik

Sistem No Sirkulasi(Non Circulating System)  :

1. Wick System
2. Flaoting / Rakit Apung

B. Sistem bersirkulasi (Re-Circulating System) :

3. Nutrient Film Technique (NFT )
4. Deep Flow Technique (DFT)
5. Ebb and Flow
6. Drip Irrigation
7. Dutch Bucket
8. Aeroponik


1. Wick System

Sistem paling sederhana, merupakan hidroponik dengan menggunakan sumbu untuk membantu tanaman dalam menyerap air nutrisi dari wadah tampung.

Sangat disarankan memakai aerator + air stone supaya pertumbuhan tanaman optimal dan cepat panen.






2. Floating / Rakit Apung

Tanaman di-apungkan kedalam cairan nutrisi dan memakai aerator + air stone supaya pertumbuhan tanaman optimal dan cepat panen.





3. Nutrient Film Technique (NFT)

Dr. Allen Cooper, Glasshouse Crops Research Station, Inggris.- akhir 1970-an

Merupakan suatu metode budidaya tanaman dengan dengan akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, hara dan oksigen.

Pergerakan aliran air 2 liter per menit

( Sistem hidroponik urutan 2 paling efisien dan pertumbuhan tanaman optimal, sistem hiroponik terbaik urutan 1 adalah Aeroponik...lanjutkan baca... )




Keunggulan NFT :

A. Dapat dengan mudah mengendalikan daerah perakaran tanaman.

B. Kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah.

C. Keseragaman nutrisi dengan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman.

D. Tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode tanam yang pendek. Kebutuhan air dapat terpenuhi dengan baik dan mudah.

E. Keseragaman nutrisi dsn tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman.


4. Deep Flow Technique - ( DFT )

Memanfaatkan air tergenang untuk mengairi akar tanaman

Kelebihan dari teknik hidroponik sistem DFT ini adalah pada saat aliran arus listrik padam maka larutan nutrisi tetap tersedia untuk tanaman, karena pada sistem ini kedalaman larutan nutrisinya mencapai kedalaman 6cm

Memakai kain flanel atau netpot khusus



Di Thailand budidaya melon hidroponik memakai sistem DRFT (Dynamic Root Floating Technique ), teknik DFT yang dimodifikasi khusus untuk tanaman melon.





5. Ebb and Flow (Sistem Pasang Surut)

Merupakan sistem yang membiarkan tanaman terendam akarnya sementara sistem ini menggunakan timer untuk menentukan waktu, kapan air akan menggenang. 





Kelebihan Sistem Ebb & Flow (Pasang Surut)

A. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara periodik
B. Suplai oksigen lebih baik karena terbawa air pasang dan surut
Mempermudah perawatan karena tidak perlu melakukan penyiraman
C. Kualitas nutrisi dan pH air nutrisi lebih stabil, suhu lebih terkontrol
D. Hemat listrik : 1 hari 17x pasang surut selama 20 menit
E. Menggunakan media Clay pebble

DIY sistem EBB & Flow


6. Drip Irrigation

Merupakan teknik sederhana dimana hanya memberikan air dan nutrisi dalam bentuk tetesan yang terus menerus.

Tetesan diarahkan tepat pada daerah perakaran agar tanaman dapat langsung menyerapnya.

Sistem ini membutuhkan timer, sehingga penyiraman dilakukan secara otomatis.



Sistem Fertigasi

Fertigasi berasal dari dua kata “ Fertilization “ dan “Irrigation”, yaitu proses pemupukan dan pengairan terhadap tanaman secara bersamaan.

Fertigasi ini juga merupakan sistem pemeliharaan tanaman tanpa menggunakan tanah ( Soilless Culture Production System ).

Tujuan menggunakan sistem ini adalah untuk mencegah tanaman dari serangan penyakit akar seperti : Phytium, Fusarium, Rhizoctonia dan penyakit layu bakteri yang sering kali dialami pada budidaya tanaman di tanah.




7. Dutch Bucket

Pemberian larutan nutrisi secara tersirkulasi, jadi tidak ada air dan nutrisi yang terbuang. Membutuhkan media tanam yang tidak larut dalam air dan juga tidak menyumbat pompa serta tidak mempengaruhi kandungan nutrisi.

Cocok  untuk tanaman / sayuran buah yang jangka panjang seperti Tomat, Terong, dll




8. Aeroponik

Sistem dengan pemberian hara berupa butiran kecil atau kabut, yang nantinya akan diserap oleh tanaman dan ini merupakan sistem terbaik (no 1 - no 2 NFT)

Pengabutan berasal dari penampungan yang disemprotkan menggunakan “ nozzle”.

Penyemprotan dilakukan berdasarkan timer, pada akar tanaman yang sengaja digantung.








 Semoga bermanfaat....

Fotosintesis

Apa Itu Fotosintesis?


Menurut ilmu biologifotosintesis adalah proses mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia kemudian menyimpannya dalam bentuk glukosa (gula atau karbohidrat). 

Dari pengertian diatas, kita bisa mengambil kesimpulan. Proses fotosintesis menghasilkan glukosa dan hanya terjadi pada tumbuhan dan beberapa ganggang/alga (Kingdom Protista). 

Tumbuhan memerlukan cahaya, CO2, dan H2O untuk membuat glukosa. Proses fotosintesis terjadi didalamsel tumbuhan, tepatnya di bagian kloroplas, lebih khususnya menggunakan klorofil yaitu pigmen hijau yang terdapat banyak di daun pada tumbuhan.

Fotosintesis tidak hanya terjadi pada daun tumbuhan, tapi fotosintesis juga terjadi pada bagian tumbuhan yang lain. Contohnya batang. 

Bagian daun terdiri dari epidermis atas dan bawah, mesofil daun, pembuluh angkut dan stomata. Sel-sel epidermis atas dan bawah tidak memiliki kloroplas sehingga fotosintesis tidak terjadi di sana. 

Epidermis atas berperan sebagai pelindung bagi bagian dalam daun. 

Stomata memiliki lubang yang diapit oleh dua sel penjaga. Fungsi stomata adalah untuk pertukaran udara, yaitu membiarkan CO2 masuk dan mengeluarkan O2. 

Pembuluh angkut teridiri dari xylem dan floem. Pembuluh ini merupakan bagian dari sistem transportasi tumbuhan.

Fungsi xylem adalah untuk mengangkut air dan zat hara ke daun dan fungsi xylem adalah untuk mengangkut nutrisi dari daun kemudian diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan.

Jaringan mesofil daun tersusun atas banyak kloroplas dan disinilah proses fotosintesis terjadi.


Gambar mesofil bisa kita lihat pada gambar dibawah.
Bagian-bagian daun terdiri atas kutikula, mesofil, stoma, sel penyangga, xilem dan floem.
Gambar bagian-bagian daun terdiri atas kutikula, mesofil, stoma, sel penyangga, xilem dan floem.

Klorofil

Struktur dari kloroplas terdiri dari membran luar dan dalam, ruang intermembran, stroma dan tilakoid yang ditumpuk pada grana. Sementara bagian dari klorofil hanya terdiri dari membran dari tilakoid.

Klorofil terlihat hijau karena berfungsi untuk menyerap cahaya merah dan biru, dengan begitu warna-warna tersebut tidak dapat dilihat oleh mata kita. Warna hijau pada klorifil adalah cahaya hijau yang tidak diserap oleh daun dan akhirnya sampai pada mata kita. Itulah kenapa daun tampak hijau. 
Klorofil dan bagian-bagiannya lengkap
Gambar klorofil dan bagian-bagiannya

Namun, cahaya merah dan biru adalah energi yang diserap untuk melakukan fotosintesis. Cahaya hijau yang bisa kita lihat merupakan cahaya yang tidak dapat diserap oleh tumbuhan, dengan demikian tidak dapat digunakan untuk melakukan fotosintesis.

Dalam proses fotosintesis perubahan energi yang terjadi adalah karbondioksida dan air diubah menjadi glukosa oksigen dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil. Reaksi kimia yang keseluruhan yang terlibat dalam fotosintesis adalah: 

 6CO2 + 6H2O (+ energi cahaya) -> C6H12O6 + 6O2.

Jadi, tumbuhan mendapatkan energi cahaya matahari, karbon dioksida, dan air untuk proses fotosintesis dan mengubahnya menjadi energi dalam bentuk glukosa.

Oksigen (O2) yang dihasilkan tumbuhan adalah O2 yang kita hirup. Oleh karena itu tumbuhan disebut sebagai sumber kehidupan, karena tanpanya kita tidak bisa hidup. Maka sangat penting bagi kita untuk tetap menjaga kelestarian hutan dan tumbuhan disekitar kita.

Proses Fotosintesi


Proses fotosintesis terdiri dari reaksi terang dan reaksi gelap, untuk pembahasan lebih lanjut dapat dilihat pada paragraph dibawah ini.
Proses fotosintesis di dalam kloroplas
Proses fotosintesis di dalam kloroplas

Proses fotosintesis di dalam kloroplas dibagi menjadi dua, yaitureaksi gelap dan terang.

Reaksi Terang


Reaksi terang terjadi dalam membran tilakoid dan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia. Karena membutuhkan cahaya, reaksi kimia ini harus terjadi pada siang hari. 

Klorofil dan pigmen lain diantaranya beta-karoten yang berada dalam kelompok membran dalam tilakoid terlibat dalam reaksi terang. 
Masing-masing pigmen yang berbeda warna dapat menyerap warna yang sedikit berbeda dari cahaya dan menghasilkan energi ke molekul klorofil pusat untuk melakukan fotosintesis. 

Bagian tengah dari struktur kimia dari molekul klorofil adalah cincin porfirin, yang terdiri dari cincin beberapa karbon dan nitrogen dengan ion magnesium di tengah.

Energi yang dihasilkan melalui reaksi terang disimpan dengan membentuk zat kimia yang disebut ATP (adenosin trifosfat). 

ATP adalah suatu senyawa yang digunakan oleh sel untuk penyimpanan energi. Senyawa kimia ini terbuat dari adenin nukleotida yang terikat pada gula ribosa dan yang terikat dengan tiga gugus fosfat. Molekul ini sangat mirip dengan blok bangunan untuk DNA kita.

Reaksi gelap


Reaksi gelap terjadi di stroma dalam kloroplas, dan mengubah CO2 menjadi gula. Reaksi ini tidak memerlukan cahaya secara langsung, tapi membutuhkan produk dari hasil reaksi terang (ATP dan zat kimia lain yang disebut NADPH).  
Reaksi gelap disebut juga siklus calvin
Diagram proses reaksi gelap atau siklus calvin

Reaksi gelap melibatkan siklus yang disebut siklus Calvin dimana CO2 dan energi dari ATP digunakan untuk membentuk gula. Perhatikan baik-baik bahwa produk pertama fotosintesis adalah senyawa tiga karbon yang disebut gliseraldehida 3-fosfat. Dua di antaranya bergabung untuk membentuk molekul glukosa.

Tumbuhan C3, C4 dan CAM


Untuk mengatasi kondisi suhu yang sangat panas, cuaca kering, gurun dan menghemat air. 

Beberapa tumbuhan (misalnya kaktus dan nanas) yang hidup di habitat sangat panas atau daerah kering seperti gurun hanya membuka stomata mereka pada malam hari ketika cuaca dingin.

Kenapa?

Dengan menutup stomata pada siang hari, tumbuhan gurun tidak akan kehabisan cadangan air.

Tapi..

Tumubuhan gurun tidak punya kesempatan untuk mendapatkan CO2 yang dibutuhkan untuk reaksi gelap pada siang hari. 

Solusinya, pada malam hari ketika tumbuhan jenis ini dapat membuka stomata mereka dan menyerap CO2, tumbuhan ini menggabungkan CO2 menjadi senyawa organik di berbagai tempat penyimpanannya.

Pada siang hari, ketika reaksi terang terjadi dan ATP tersedia (tapi stomata-stomata harus tetap tertutup), mereka mengambil CO2 dari senyawa organik dan memasukkannya ke dalam siklus Calvin. 

Tumbuhan seperti ini disebut tumbuhan CAM. CAM merupakan singkatan dari metabolisme asam crassulacean. Proses ini terjadi setelah kelompok tumbuhan Crassulaceae diteliti dan proses ini pertama kali ditemukan.

Selain tumbuhan CAM, ada juga tumbuhan lain yang disebut tumbuhan C3 da C4.

Tumbuhan C3 adalah adalah tumbuhan yang umumnya berada di wiliyah dingin. Jenis tumbuhan ini bisa melakukan fotosintesis lebih baik dari tumbuhan C4 di bawah suhu 25 C. Fiksasi CO2 pada tumbuhan C3 terjadi secara langsung oleh siklus Calvin. 

Contoh tumbuhan C3 adalah gandum, pada dan kedelai. 

Tumbuhan C4 adalah adalah tumbuhan yang hampir memiliki cara kerja yang sama dengan tumbuhan C3 tapi harus membentuk molekul C4 terlebih dahulu sebelum terjadi fiksasi Co2. 

Contoh tumbuhan C4 adalah jagung dan tebu.
Itulah perbedaan tumbuhan C3, C4 dan CAM.