Sunday, 3 December 2017

Tds3 vs Tds & Ec Meter Bagus Mana?



Perdebatan penggunaan EC dan TDS sudah berlangsung untuk waktu yang lama. Kedua pengukuran ini digunakan untuk menentukan kekuatan larutan pada nutrisi hidroponik. Meskipun kegiatan mereka dalam budidaya tanaman secara hidroponik, aquaponik dan aeroponik sangat tergantung dari pengukuran tersebut, tetapi seharusnya alat ini hanya digunakan sebagai pedoman saja dan Anda harus selalu mengikuti petunjuk pada label nutrisi hidroponik, atau konsultan hidroponik anda.

EC singkatan (Electrical Conductivity) Konduktivitas Listrik yang diukur dalam mS / cm atau millisiemens per sentimeter. TDS singkatan Total Dissolved Solids dan diukur dalam PPM atau Part Per Million. TDS diperoleh dengan mengambil nilai EC dan melakukan perhitungan untuk menentukan nilai TDS. Karena TDS sebenarnya hanya menebak perhitungan pada konsentrasi nutrisi. Dari semua itu, ada tiga faktor konversi yang berbeda untuk menentukan TDS dari produsen yang berbeda, dan menggunakan faktor konversi yang berbeda pula.

Dengan kata lain Anda bisa menguji solusi yang sama dengan dua alat meter yang berbeda dan mendapatkan dua hasil yang berbeda juga. Tapi dengan alat ukur EC meter, akan menghasilkan pembacaan yang sama oleh semua alat ukur EC meter,  satu-satunya yang membedakan adalah faktor konversi.

Jadi sebaiknya bagaimana ?

 EC atau TDS
Pertama-tama mari kita bicara tentang perbedaan dan persamaan antara EC dan TDS. Kita semua tahu bahwa kedua alat tersebut untuk mengukur jumlah padatan terlarut dalam larutan nutrisi Anda. Pengukuran ini digunakan oleh kita atau petani untuk mendapatkan ide atau informasi dari berapa banyak keberadaan nutrisi dalam larutan. Dengan mempertahankan atau mengatur tingkat kepekatan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman Anda akan mencapai hasil yang maksimal. Ini semua terdengar sangat penting tetapi ada beberapa perbedaan utama antara produsen alat ukur yang berbeda. Beberapa dari Anda mungkin telah memperhatikan bahwa beberapa cairan  kalibrasi yang ditandai untuk membaca pada TDS tertentu dapat benar-benar membaca semua alat ukur TDS yang berbeda beda.

Di sinilah masalah dimulai.
Sayangnya banyak diantara kita telah menjadi sangat terbiasa menggunakan skala TDS sementara di sebagian besar praktisi di Indonesia dan negara-negara lain, termasuk Eropa, menggunakan EC meter. Faktanya adalah bahwa TDS sebenarnya adalah hasil dari perhitungan dari EC. Masalahnya adalah kurangnya konsistensi antara produsen alat tersebut ketika memberikan informasi ke faktor konversi. disinilah banyak petani seperti kita sedikit membingungkan. 

Kebanyakan produsen alat meter di industri hidroponik menggunakan salah satu dari dua konversi. Ada yang 442 konversi (40% natrium sulfat, 40% natrium bikarbonat, dan 20% natrium klorida). 442 konversi adalah sekitar 700 x EC di millisiemens (mS).

 Lalu ada konversi NaCl (natrium klorida) yang ini banyak praktisi hidroponik mengatakan  yang paling dekat solusi hidroponik. Konversi NaCl adalah sekitar 500 x EC dalam millisiemens (mS). 

Anda dapat melihat di mana perbedaan konversi dari satu konversi ke satu lainnya yang disebabkan penggunaan alat dengan produsen yang berbeda. Misalnya, pengukuran larutan nutrisi yang sama akan membaca 2.100 ppm dari satu alat lainnya akan membaca 1.500 ppm di sisi lain. Itulah perbedaan dari 600 ppm yang  banyak seperti itu akan menghancurkan bisnis hidroponik anda. Kedua alat ukur tersebut berfungsi dengan benar, tetapi mereka hanya menghitung TDS yang menggunakan rumus yang berbeda.

 Jadi, jika Anda tidak mengkalibrasi meter Anda menggunakan larutan kalibrasi yang benar untuk alat ukur tersebut Anda tidak bisa memberikan pembacaan alat yang sangat akurat.
Solusinya sederhana, bagi pemula sebaiknya menggunakan EC. Dengan EC, tidak ada konversi yang diperlukan sehingga semua alat ukur EC meter akan membaca yang sama terlepas dari produsen berasal.
Semoga bermanfaat..

No comments:

Post a Comment